Saya mengundurkan diri dari berbagai permasalahan yang berhubungan dengan Pencarian Jodoh. Sebenarnya Sudah tak terpikirkan untuk kembali bersatu dengan siapapun sekarang ini.
Apabila ada pihak yang berkeberatan dengan Keputusan Saya,silahkan datang ke rumah,atau Call saya di nomer rumah yang ada dalam Profil Gmail+ saya.
Dan Tolong Kepada Pihak Kepolisian Republik Indonesia yang Jelas Tahu tentang hal ini,Bantu Saya dalam Memnyelesaikan masalah ini. Terus terang Saya merasa Diperdengarkan sesuatu yang Diluar Kehendak Saya sebagai seorang Perempuan dan seorang Warga Negara yang mempunyai Hak yang nyata untuk Dibela.
Pernah dulu waktu Saya Bersembahyang di Masjid Diponegoro diajak oleh Tante Nunuk,dan dihadiri oleh Om Saya,Om Irian.
Dan waktu itu,saya mendengar bahwa acara malam itu adalah rentetan acara yang Dibuat oleh Masjid Agung Surabaya,atau On Line Radio Milik Masjid Agung Surabaya.
Lalu,pada saat itu Saya mendengar bahwa Saya telah Dinikahi dengan Putra Pertama Bpk. Susilo Bambang Yudhoyono,yaitu Mas Agus Hari Murti dengan Mas Kawin Ayat Al-Quran,tepatnya Surat Ar-Rahmah (ayat 55),yang apabila Saya mendengarnya,berarti Sudah Turun Ijab antara Mas Agus dan Saya. Dan memang pada saat itu dibacakan surat Ar-Rahmah. Saya sampai menangis.
Lepas itu,ada anak kecil laki-laki,berumur antara 15-17 tahun yang bersholat disebelah saya,menghantarkan Tubuh Halus Mas Agus ke dalam Tubuh Saya memakai Seragam ABRI,pada saat saya menjalankan Sholat Isya' malam itu.
Selepas itu setelah Sholat selesai, Imam yang memberi Kotbah malam itu,yang katanya Link Dari Masjid Agung Surabaya memberikan 1 buah Kartu Nama kepada Tante Diani,Istri dari Om Yogiarto.
Yang dalam pemikiran saya,di masa yang akan datang,Keluarga Bpk. R. Soepardi selalu Meminta Sumbangan untuk Pembangunan Masjid milik Beliau semua. Sebab pada saat yang sama,Om Yogiarto bilang Mau membangun 1 buah Masjid lagi tetapi di Nganjuk (Saya lupa tepatnya dimana).
Selang beberapa hari kemudian,pada saat saya ada di warung untuk minum dan merokok di dekat tempat Internet di Jl. Keputih Surabaya, saya Dijanjikan untuk Bertemu Mas Agus bersama Mas Dhani dan Rafli Ahmad dkk,sampai sekarang. Dan malah kalau malam Saya sering mendengar teriakan2x dari Mas Agus dan Mas Ibas yang katanya DIPUKULI di Asrama Bouegenville sebelah Rumah di Jl. Tehnik Perancangan E 1 Surabaya. Dan pada waktu itu,yang datang dan mengaku Mas Agus ada 2 orang,yang satu memang memakai celana Pendek coklat dan T-shirt warna biru (yang memang Persyaratan Mas Agus klo jumpa Saya) dan yang satu lagi,yang menjadi Imam Sholat yang pada saat Saya Bersholat di Masjid Diponegoro dengan Tante Nunuk Malam itu. Tetapi Saya jumpa Dia masih naik Sepeda Motor di tikungan Jl. Keputih Surabaya.
Dan beberapa hari kemudian,Aiptu Dani dan Aiptu Yudha dari Polsek Gubeng memperkenalkan diri kepada Saya dengan cara yang sama,seperti biasa. Sebab dengan Aiptu Sidik Wiyono (pada saat Saya uruskan Surat kehilangan Dokumen di dalam Polsek Gubeng situ,dengan Tante Nunuk),Saya SUDAH dipesankan oleh Beliau untuk Berhati-hati Menggunakan Nama dan atau Gambar/Foto Bpk. Susilo Bambang Yudhoyono sekeluarga. Jadi intinya setiap pergerakan Saya dan Pendengaran serta pengelihatan saya secara nyata dan tidak nyata (baru saja) selalu dalam pengawasan Beliau semuanya.
Berarti TIDAK SALAH, malam pada saat Saya Berbantah dengan Om Saya dalam hati,kalau Saya keluar dari rumah Jl. Tehnik Perancangan Blok E 1 Surabaya,memang Akan ADA Pihak yang Dipertanyakan,dipersalahkan ataupun Dipermasalahkan,sebab Perwalian Saya masih lagi di Tangan Bpk Susilo Bambang Yudhoyono dan sekarang dialihkan kepada Bpk. Yusril Ihza Mahendra sebagai apapun (katanya).
Padahal Tujuan saya sebenarnya,adalah Ingin Mempercepat Proses Penyidikan dan Siasatan atas Kes yang Menimpa Saya semasa Saya ada di Malaysia,Kasihan Abang-abang Saya di Malaysia. Seperti saya,Tidak Mempunyai Kekuatan Hukum dan Kepastian Hukum yang Kuat atas hal apapun dimana2x dan selalunya Dipertanyakan,dipersalahkan serta dipermasalahkan atas hal apapun.
Saya mempunyai Keinginan untuk Memberikan Contoh Nyata kepada semua TKI di Mana2xpun,agar JANGAN MAU DIPERMAINKAN oleh atau dengan siapapun dengan cara dan alasan apapun. Dan Hal ini SUDAHPUN saya sampaikan kepada Perwakilan dari Kedubes Republik Indonesia yang datang di Penjara Transit Pasir Gudang.Johor Malaysia beberapa bulan yang lalu.
Saya seperti ini,sebab Saya Tidak Mau Kerja di Jl. Manyar Kertoarjo 3/12 sebagai Pembantu Rumah Tangga. Ini Ancaman Keluarga Saya pada Saya kalau Saya BUAT SALAH,Ini dari Om Tjuk Sukiadi. Sebab Rumah Tersebut SUDAH DIJUAL beberapa tahun yang lalu.
Saya BELUM BISA menjelaskan kepada semua Keluarga Saya tentang Masalah ini,karena Proses Siasatan Belum dinyatakan selesai oleh Kepolisian Republik Indonesia,terbukti Belum Adanya Penjelasan Resmi dari Pemerintah Republik Indonesia sampai hari ini. Tetapi ini TIDAK TERMASUK Penulisan dan Ide2x Saya tentang Satu Kesatuan (1st).
Tentang Peran Serta Saya selama Saya tinggal dan Hidup di Rumah Manyar Kertoarjo 3/12,Saya SELALU memberikan Uang sebanyak (antara) Rp. 2.000.000,0- sampai Rp. 4.000.000 tiap-tiap bulan,pada Mama Siti Yuliani untuk membantu keperluan Mama sehari-hari dan persekolahan Sahid,Imam dan Edi pada waktu itu, Mama sendiri yang Minta Saya untuk Bersedekah untuk Mereka setiap bulan.
Mas Budi,Sopir juga tahu tentang hal ini.
Dan itu DILUAR uang Jajan (uang Saku) dan Uang Perkulihan Saya serta Kebutuhan Pribadi Saya sendiri.
Malah Beberapa kali,Saya Mohon Perijinan dari Mama untuk Membeli Mobil Katana (milik Rachma Putri Pertama Bpk. Mohammad Orianto/Om Gaguk,yang memang waktu itu,kata Rachma mau Dijual) atau Mobil Mazda (2 pintu) dan atau Sepeda Motor,tetapi TIDAK DIIJINKAN. Takutnya Saya Tidak Pernah ADA di rumah (kata Mama dan Papa).
Dan ini BUKAN HUTANG Papa atau Keluarga Eyang lah...ADUH....Ini Kesadaran Sendiri....Bukan Paksaan...Bukan apa-apapun...GAK MINTA GANTI.